Sunday, March 21, 2010

MAAFKANLAH DIRIMU


(Lontaran Hiba Hati Dari Kl Sentral Hingga Awan Biru)

Sudah lama tidak tertitis air duka
Bergenang hampir bertambah hiba
Terhiris dada terobek jiwa
Menanti apa tak kunjung tiba

Namun rasa pada kelopaknya
Zahir berduka tiada ternyata
Lafaz terkunci kosong bicara
Hanya yang kenal tahu ada tak kena

Aku menanti penuh harapan
Agar dapat merungkai simpulan
Yang dapat dipisah dengan ucapan
Bukan bait madah atau perhiasan
Bukan juga replika kemegahan

Teriakan kota-kota jumud itu seolah-olah memerliku
"Lihatlah dia seorang panglima yang tewas!
Gagal menawan apa yang dicita
Gagal mengota apa yang dikata.."

Terkesima aku di persimpangan ini
Antara terus menanti dan berlalu pergi
Menanti kepada yang belum pasti
Pergi kepada yang sedia terpaut hati

Terkilan gagal mengungkap kata berhemat
Merintih, terlepas dari mengungkap hakikat
Mengadu, pada-Nya yang punyai nikmat
Mengharap, semua beban kugalas erat

Dua risau menghimpit diri
Sebahagian kanan sebahagian kiri
Menyesakkan dada meremukkan kepala
Perlu terima atau buat tak tahu sahaja?

"Ya Allah, adalah ini kerna dosa silam?
Yang bagiku sudah terpadam
Terhapus dalam lipatan azam
Musnah karam di lautan dalam"

Ya Allah, kupohon petunjuk-Mu
Selang secawan kopi dan segelas susu
Pada detik panjang rintihan kalbu
Saat bertemu cantuman sendu

Pada-Mu ada persembahan soalan
Apakah ini kesudahan?
Ataupun satu permulaan?
Episod menduga kesabaran insan?
Menguji kekuatan azam dan kebenaran pegangan?

Masih belum reda rintih hiba
Masih bersarang pilu di jiwa

Terdetik seketika kata-katanya

"Kau boleh kecewa, namun tidak boleh berputus asa!"

ibnughazali
22032010 : 125555

Share

0 comments: